Sugianto Kusuma, atau Aguan, adalah sosok pengusaha properti yang memiliki visi jauh ke depan. Dengan kepemimpinan yang kuat dan strategi bisnis yang matang, ia berhasil membawa Agung Sedayu Group (ASG) menjadi salah satu pemain utama di industri properti Indonesia. Tidak hanya fokus pada bisnis, Aguan juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap masyarakat.
Melalui organisasi Buddha Tzu Chi Indonesia, ia aktif dalam berbagai kegiatan filantropi, membantu masyarakat yang membutuhkan.
ASG memulai perjalanannya dengan proyek perintis Harco Mangga Dua, sebuah pusat perdagangan elektronik yang sukses di Jakarta. Kesuksesan ini menjadi batu loncatan bagi ASG untuk mengembangkan proyek-proyek besar lainnya. Salah satu yang paling terkenal adalah Taman Palem, kawasan perumahan seluas 200 hektar di Jakarta Barat, yang menjadi salah satu kawasan residensial terbesar dan terpopuler di ibu kota.
Selain itu, ASG juga berperan besar dalam pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK), kawasan properti premium di utara Jakarta. PIK tidak hanya menjadi kawasan hunian mewah, tetapi juga pusat komersial dan rekreasi yang lengkap. Proyek-proyek ini menunjukkan kemampuan ASG dalam menciptakan kawasan terpadu yang memadukan hunian, komersial, dan fasilitas publik.
ASG juga dikenal dengan pengembangan pusat perbelanjaan modern seperti Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park. Selain itu, perusahaan ini juga mengelola berbagai proyek properti lainnya, termasuk apartemen, hotel, dan kawasan industri yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Kisah Sugianto Kusuma atau Aguan
Di sebuah kota kecil di Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 10 Januari 1951, lahir seorang anak yang kelak akan mengubah wajah industri properti di Indonesia. Sugianto Kusuma, atau yang lebih dikenal sebagai Aguan, adalah seorang keturunan Tionghoa yang tumbuh dalam kesederhanaan. Meski hidup dalam keterbatasan, Aguan kecil selalu memiliki mimpi besar. Ia sering bermimpi tentang gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan megah, dan kawasan perumahan yang luas. Namun, siapa sangka bahwa mimpi-mimpi itu akan membawanya ke puncak kesuksesan, sekaligus ke dalam pusaran kontroversi yang tak terduga.
Awal Perjalanan: Dari Nol ke Puncak
Tahun 1971 menjadi titik awal perjalanan Aguan. Dengan tekad baja dan modal seadanya, ia mendirikan Agung Sedayu Group (ASG). Awalnya, ASG hanya bergerak di bidang kontraktor pertokoan kecil. Namun, Aguan tidak puas dengan hanya menjadi “pemain kecil”. Ia memiliki visi jauh ke depan. Dengan kerja keras dan ketekunan, ASG perlahan mulai merangkak naik. Aguan dikenal sebagai sosok yang tidak kenal lelah. Ia sering menghabiskan malam di kantor, memikirkan strategi baru, dan memastikan setiap proyek berjalan dengan sempurna.
Titik balik kesuksesan ASG datang pada tahun 1991, ketika Aguan berhasil membangun Harco Mangga Dua, pusat perbelanjaan elektronik terintegrasi pertama di Indonesia. Proyek ini sukses besar di pasaran dan menjadi bukti nyata bahwa Aguan adalah seorang visioner. Harco Mangga Dua tidak hanya memperkokoh posisi ASG sebagai pemain utama di industri properti, tetapi juga membawa nama Aguan ke puncak kesuksesan.
Ekspansi dan Diversifikasi
Setelah sukses dengan Harco Mangga Dua, Sugianto Kusuma (Aguan) terus memperluas bisnisnya di sektor properti. Ia mengembangkan berbagai proyek besar, termasuk Taman Palem seluas 200 hektar di Jakarta Barat serta Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta Utara, yang kini menjadi salah satu kawasan properti paling prestisius di Indonesia.
Tak hanya di sektor perumahan, Aguan juga merambah bisnis pusat perbelanjaan dengan membangun Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park. Setiap proyek yang dijalankan Agung Sedayu Group (ASG) selalu mengutamakan kualitas dan inovasi, mencerminkan gaya kepemimpinan Aguan yang visioner.
Kini, ekspansi bisnisnya semakin meluas ke pasar modal. Melalui PT Bangun Kosambi Sukses Tbk, yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), ia membawa saham Aguan di sektor properti premium ke tingkat yang lebih tinggi. IPO CBDK, yang berhasil meraup dana Rp 2,3 triliun, menjadi bukti kuat daya tarik bisnis properti Agung Sedayu Group (ASG) di mata investor
Memberi Kembali kepada Masyarakat
Di balik kesuksesannya, Aguan dikenal sebagai sosok yang peduli dengan sesama. Ia aktif dalam kegiatan filantropi melalui organisasi Buddha Tzu Chi Indonesia. Aguan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan bantuan bencana. Bagi banyak orang, Aguan adalah sosok yang rendah hati dan dermawan, selalu siap membantu mereka yang kurang beruntung.
Kontroversi: Bayang-Bayang Gelap di Balik Kesuksesan
Namun, seperti dua sisi mata uang, kesuksesan Aguan tidak lepas dari kontroversi. Beberapa kali namanya dikaitkan dengan kasus korupsi, penyuapan, dan yang terbaru adalah isu pagar laut. Meskipun tuduhan-tuduhan itu belum terbukti secara hukum, hal itu tetap menjadi noda dalam perjalanan kariernya.
Bagi sebagian orang, Aguan adalah sosok yang kontroversial. Mereka mempertanyakan bagaimana seorang pengusaha bisa mencapai kesuksesan sebesar itu tanpa melibatkan praktik-praktik kotor. Namun, bagi yang mengenal dekat, Aguan adalah seorang pekerja keras yang pantang menyerah. Ia selalu berpegang pada prinsip bahwa kesuksesan harus diraih dengan cara yang benar.
Gaya Kepemimpinan
Aguan dikenal sebagai sosok pemimpin yang visioner, pekerja keras, dan memiliki komitmen tinggi terhadap kualitas. Ia juga dikenal dekat dengan karyawannya. Banyak karyawan ASG yang menganggap Aguan sebagai sosok yang inspiratif. Meski sudah mencapai puncak kesuksesan, ia tetap rendah hati dan tidak pernah melupakan asal-usulnya.
Penghargaan dan Pengakuan
Berbagai penghargaan telah diraih oleh Aguan dan ASG atas kontribusi mereka dalam industri properti dan kegiatan sosial. Penghargaan ini menjadi bukti pengakuan atas prestasi dan dedikasi mereka dalam membangun Indonesia. Namun, bagi Aguan, penghargaan terbesar adalah melihat proyek-proyeknya bermanfaat bagi masyarakat.
Dua Sisi Mata Uang
Sugianto Kusuma alias Aguan adalah sosok yang kompleks. Di satu sisi, ia adalah seorang pengusaha sukses yang telah membangun imperium properti dari nol. Di sisi lain, ia adalah sosok yang tidak lepas dari kontroversi dan isu hukum. Namun, satu hal yang tidak bisa dipungkiri: Aguan telah meninggalkan jejak yang dalam dalam industri properti Indonesia.
Kisah hidup Aguan mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak pernah datang dengan mudah. Butuh kerja keras, visi, dan ketekunan. Namun, kisahnya juga mengingatkan kita bahwa di balik setiap kesuksesan, selalu ada tantangan dan bayang-bayang gelap yang harus dihadapi. Aguan mungkin bukanlah sosok yang sempurna, tetapi ia adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa menjadi kenyataan, asalkan kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.
Sumber:
- Profil Sugianto Kusuma Alias Aguan, Bos Agung Sedayu Group : https://www.idxchannel.com/economics/profil-sugianto-kusuma-alias-aguan-bos-agung-sedayu-group
- https://voi.id/ekonomi/455793/dari-bisnis-ke-kemanusiaan-perjalanan-sosial-konglomerat-sugianto-kusuma-aguan-di-indonesia
- https://www.theeconopost.com/jejak-aguan-di-bursa-efek-indonesia-dan-deret-saham-dekapannya/
- https://www.idnfinancials.com/news/52013/idx-welcomes-issuers-aguans-included