Baru-baru ini, Adaro Energy Indonesia mengumumkan akan melakukan corporate action yang cukup besar dan unik. Bagi banyak investor, ini bisa menjadi peluang menarik, tetapi juga bisa membingungkan jika tidak dipahami dengan baik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang mekanisme corporate action Adaro, alasan di balik langkah ini, serta strategi yang bisa Anda pertimbangkan sebagai investor. Simak terus untuk mendapatkan tips dan insight yang dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas!
Corporate Action ADRO – AAI
Corporate action adalah langkah yang diambil oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi saham yang beredar, seperti pembagian dividen, pemecahan saham (stock split), atau spin-off (pemisahan anak perusahaan). Dalam hal ini, Adaro Energy berencana melakukan spin-off terhadap anak perusahaannya, Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang bergerak di sektor energi kotor, untuk bisa menarik lebih banyak dana dari investor yang fokus pada sektor energi bersih.
Tujuan utama Spinoff AAI ini adalah untuk memisahkan sektor energi bersih dan energi kotor, sehingga masing-masing anak perusahaan bisa berkembang secara mandiri dan lebih menarik bagi investor yang peduli dengan keberlanjutan. AAI sendiri, yang merupakan sektor energi kotor, diperkirakan akan lebih menguntungkan Adaro, yang bisa menarik investasi asing maupun lokal yang mendukung clean energy.
Mekanisme Corporate Action: Bagaimana Cara Kerjanya?
Bagi Anda yang sudah memiliki saham Adaro, Anda akan mendapatkan hak untuk membeli saham AAI dengan rasio tertentu. Misalnya, untuk setiap 100 lot saham Adaro, Anda berhak membeli 23 lot saham AAI (rasio 100:23). Namun, perlu dicatat bahwa ini bukanlah bonus saham AAI yang langsung diberikan. Sebaliknya, Anda hanya mendapatkan hak untuk membeli saham AAI dengan harga yang akan ditentukan nanti (sebelum IPO).
Dividen Jumbo: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Selain spin-off, Adaro juga akan memberikan dividen jumbo kepada pemegang sahamnya, yang diperkirakan akan mencapai sekitar 30% dividen yield. Sebagai contoh, jika Anda memiliki saham Adaro senilai Rp 100 juta, maka Anda akan mendapatkan dividen sekitar Rp 30 juta.
Namun, perlu diingat bahwa saham Adaro akan mengalami gap down setelah dividen dibagikan. Ini berarti meskipun Anda menerima dividen, harga saham Adaro akan turun sebesar jumlah dividen yang dibagikan, sehingga nilai investasi Anda tetap sekitar Rp 100 juta, meski Anda menerima uang tunai berupa dividen.
Bagaimana Menyikapi Corporate Action Adaro?
Sekarang, pertanyaannya adalah, bagaimana Anda sebagai investor sebaiknya menyikapi corporate action ini? Berikut adalah beberapa strategi yang bisa Anda pertimbangkan.
1. Cicil Pembelian Saham Adaro Jika Harga Turun
Jika Anda belum memiliki saham Adaro, salah satu strategi yang bisa Anda coba adalah membeli saham Adaro secara bertahap jika harga turun di bawah Rp 3.900. Hal ini akan memberikan Anda kesempatan untuk mendapatkan saham Adaro dengan harga yang lebih murah, yang memungkinkan Anda mendapatkan hak untuk membeli saham AAI di kemudian hari.
2. Tunggu Kejelasan Harga dan Waktu IPO AAI
Setelah Anda memiliki saham Adaro, Anda perlu menunggu kejelasan terkait harga tebus AAI dan waktu IPO-nya. Ini penting untuk menentukan apakah harga saham AAI layak untuk dibeli dan apakah ada potensi keuntungan.
Jika terjadi FOMO (Fear of Missing Out) dan harga saham Adaro naik tajam menjelang cum-date dividen, Anda bisa mempertimbangkan untuk menjual sebagian saham Adaro di atas harga wajar untuk mengambil keuntungan dari sentimen pasar.
3. Gunakan Dividen untuk Membeli AAI
Setelah menerima dividen, Anda bisa menggunakan dana tersebut untuk menebus saham AAI dengan harga yang sudah ditentukan. AAI sendiri diperkirakan akan lebih murah dibandingkan saham Adaro, dengan PE ratio sekitar 3, yang membuatnya tampak sangat menggiurkan bagi investor.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun AAI terlihat lebih murah, ada potensi risiko tambahan jika harga tebusannya lebih tinggi dari yang Anda harapkan, atau jika saham AAI tidak mengalami kenaikan signifikan setelah IPO.
4. Hati-Hati dengan Potensi Kerugian
Seperti yang sudah disebutkan, setelah pemisahan, saham Adaro bisa mengalami penurunan harga yang signifikan. Harga saham Adaro mungkin akan turun sebesar 70% hingga 80% setelah pemisahan karena sebagian besar keuntungan akan hilang setelah AAI terpisah. Jika Anda membeli saham Adaro sekarang dan harga turun, Anda harus siap menghadapi potensi kerugian sementara. Namun, jika saham AAI kemudian naik, keuntungan Anda bisa berlipat ganda.
Strategi Utama: Memanfaatkan FOMO dan Menjaga Risiko
Sebagai kesimpulan, strategi yang paling masuk akal adalah untuk mencicil pembelian saham Adaro jika harga turun, sambil memantau perkembangan corporate action ini. Jangan terburu-buru untuk membeli saham Adaro atau AAI, apalagi jika harga saham Adaro sudah melampaui harga wajar.
Dengan strategi ini, Anda bisa memanfaatkan momentum pasar, mengurangi potensi kerugian akibat penurunan harga saham Adaro, dan tetap mendapatkan kesempatan untuk membeli saham AAI jika harga dan mekanismenya menguntungkan.
Jika pasar bereaksi positif terhadap pemisahan ini, ada potensi keuntungan besar baik dari capital gain saham Adaro sebelum pemisahan, maupun keuntungan dari saham AAI setelahnya. Tetapi, seperti halnya investasi lainnya, risiko selalu ada, dan Anda perlu memantau perkembangan pasar secara berkala.
Corporate action Adaro bisa menjadi peluang investasi yang menarik, namun juga penuh dengan risiko. Sebagai investor, sangat penting untuk memahami mekanisme corporate action ini dan merencanakan strategi dengan hati-hati. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil:
- Cicil saham Adaro jika harganya turun di bawah Rp 3.900.
- Tunggu kejelasan harga dan waktu IPO AAI.
- Gunakan dividen untuk membeli saham AAI jika harga dan mekanismenya menguntungkan.
- Hati-hati dengan risiko penurunan harga saham Adaro dan potensi kerugian.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami corporate action Adaro dan memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang bisa Anda ambil. Jangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan terbaru agar bisa membuat keputusan yang tepat sesuai dengan perubahan pasar.