Trading di pasar keuangan seperti forex dan saham membutuhkan pemahaman mendalam tentang pergerakan harga yang sering kali dipengaruhi oleh supply dan demand.
Salah satu konsep yang dapat membantu trader dalam memahami pergerakan ini adalah Imbalance dan Fair Value Gap (FVG). Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu imbalance, bagaimana FVG terbentuk, serta bagaimana trader menggunakan konsep ini untuk membuat keputusan trading yang lebih baik.
Apa Itu Imbalance?
Imbalance adalah situasi di mana terdapat ketidakseimbangan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan) di pasar. Hal ini tercermin dalam market structure yang bisa dilihat dalam chart. Ketidakseimbangan ini menyebabkan harga bergerak cepat dalam satu arah tanpa adanya koreksi yang signifikan.
Imbalance atau sering disingkat IMB biasanya terjadi saat pasar mendadak memiliki order dalam jumlah besar di satu sisi, baik itu buy atau sell, yang menyebabkan pergerakan harga signifikan dalam waktu singkat. Hal ini biasaya dilakukan oleh Big Money baik perorangan maupun institusi.
Misalnya, ketika ada permintaan yang sangat tinggi untuk suatu aset tanpa adanya penawaran yang cukup, harga akan melonjak naik secara tajam. Sebaliknya, ketika supply jauh lebih besar daripada demand, harga cenderung jatuh drastis. Kondisi imbalance ini menjadi salah satu sinyal bagi trader untuk mencari peluang entry, terutama karena pasar memiliki kecenderungan untuk mencari keseimbangan dalam jangka panjang.
Apa Itu Fair Value Gap (FVG)?

Fair Value Gap atau FVG adalah area di chart yang terbentuk ketika ada gap antara harga high dan low dari tiga candle yang berurutan. Secara teknis, FVG terjadi ketika:
- Candle pertama bergerak kuat dalam satu arah.
- Candle kedua menciptakan gap yang signifikan antara harga low atau high candle sebelumnya.
- Candle ketiga tidak menutupi gap yang terbentuk oleh candle pertama dan kedua.
FVG ini biasanya muncul ketika terjadi pergerakan harga yang signifikan, seperti akibat dari berita ekonomi penting atau aksi dari institusi besar yang membuat pergerakan harga drastis. Dalam kasus ini, market seringkali memiliki kecenderungan untuk kembali menutupi area FVG tersebut sebagai upaya untuk mencapai keseimbangan.
Jenis-Jenis Fair Value Gap (FVG)
Berdasarkan perbedaan antara harga pasar dan nilai wajarnya, FVG dibagi menjadi dua jenis utama:
FVG Undervalued
- Artinya, harga saat ini lebih rendah dari nilai wajarnya. Ini bisa terjadi karena pasar belum menyadari potensi sebenarnya dari aset tersebut.
- Harga cenderung naik ke depan untuk menyesuaikan ketidakseimbangan ini.
- Ciri teknikal: Muncul setelah candle bearish besar, karena tekanan jual berlebihan membuka celah harga.
FVG Overrated
- Artinya, harga saat ini lebih tinggi dari nilai wajarnya. Biasanya karena euforia pasar atau ekspektasi yang berlebihan.
- Harga cenderung turun ke depan untuk mengoreksi ketidakwajaran ini.
- Ciri teknikal: Muncul setelah candle bullish besar, akibat dorongan beli yang terlalu agresif.
Keduanya mencerminkan ketidakseimbangan pasar yang bersifat sementara. FVG sering dimanfaatkan oleh trader profesional untuk membaca potensi reversal atau continuation, tergantung konteks dan konfirmasinya.
Mengapa Trader Menggunakan FVG?
Trader sering menggunakan FVG sebagai area potensial untuk entry karena dianggap sebagai area yang menarik untuk di-tes kembali oleh harga. Dalam strategi trading, FVG digunakan sebagai zona support atau resistance yang potensial untuk di-retest oleh market, sehingga memberikan peluang entry yang baik.
Beberapa alasan trader menggunakan FVG dalam analisis mereka adalah:
- Kembalinya Harga ke Area Imbalance: Area FVG sering dianggap sebagai zona yang harus diisi kembali oleh harga. Dalam banyak kasus, harga memang bergerak kembali untuk menutupi gap ini, yang memberi kesempatan bagi trader untuk masuk ke posisi di sekitar area ini.
- Mengidentifikasi Tren dan Pembalikan: FVG bisa digunakan untuk memahami apakah pergerakan harga memiliki momentum yang kuat dalam satu arah. Ketika FVG muncul dalam tren naik atau turun, area tersebut bisa menjadi titik masuk potensial atau area konfirmasi untuk melanjutkan tren.
- Membantu Mendeteksi Likuiditas di Pasar: FVG sering muncul di zona likuiditas tinggi, di mana order besar dilakukan oleh pelaku pasar institusi. Dengan memahami FVG, trader bisa mengantisipasi di mana likuiditas berada dan mencari peluang trading yang mengikuti jejak institusi besar.
Cara Menggunakan FVG dalam Trading
Ada dua pendekatan utama dalam memanfaatkan FVG untuk trading:
- Menggabungkan FVG dengan alat teknikal lain sebagai konfluensi.
- Trading berdasarkan pantulan harga dari zona FVG itu sendiri.
Metode pertama lebih disarankan karena memiliki probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi.
Metode 1: Konfluensi FVG dengan Zona Supply dan Demand
Dalam metode ini, kita menggabungkan:
- Undervalued FVG dengan demand zone
- Overrated FVG dengan supply zone
Sinyal Buy
- Temukan FVG undervalued yang belum terisi pada grafik candlestick, lalu tandai dengan rectangle.
- Identifikasi demand zone di area tersebut.
- Buka posisi beli dari demand zone, dengan stop-loss di bawah zona tersebut.
- Tutup posisi saat harga mengisi FVG sepenuhnya. Zona FVG berfungsi sebagai level take profit.
Dengan cara ini, kita bisa memprediksi arah harga karena ketidakseimbangan (gap) cenderung diisi. Zona demand dipakai sebagai konfirmasi arah dan juga untuk manajemen risiko (stop-loss ketat, risk/reward tinggi).
Sinyal Sell
- Temukan FVG overrated pada grafik candlestick.
- Identifikasi supply zone yang kuat di area tersebut.
- Buka posisi jual dari supply zone, dengan stop-loss di atas zona tersebut.
- Tutup posisi saat harga kembali seimbang dan mengisi gap.
Metode 2: Pantulan Harga dari Zona FVG
Seringkali harga akan memantul setelah mengisi FVG. Misalnya, dalam tren naik, jika terdapat FVG overrated, harga bisa turun mengisi gap lalu memantul dan melanjutkan tren naik.
Kelemahan metode ini adalah sulit menentukan entry dan stop-loss secara presisi. Oleh karena itu, sebaiknya tambahkan alat teknikal lain, seperti pola candlestick.
Contoh:
- Dalam tren naik, cari FVG overrated.
- Tunggu harga turun dan mengisi zona FVG.
- Perhatikan pola candlestick bullish di area tersebut.
- Buka posisi beli dengan stop-loss di bawah low pola candlestick.
Penting untuk selalu trading searah dengan tren untuk meningkatkan rasio kemenangan. Jika tren naik, fokus pada FVG overrated. Jika tren turun, fokus pada FVG undervalued.
Beda Fair Value Gap (FVG) dan Imbalance
Perbedaan mendasar antara Fair Value Gap (FVG) dan Imbalance dalam konteks trading terletak pada cara keduanya terbentuk dan fungsinya dalam analisis pergerakan harga.
1. Cara Terbentuk
- Imbalance: Terbentuk ketika ada ketidakseimbangan yang signifikan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan), biasanya ditandai dengan pergerakan harga yang cepat dalam satu arah tanpa adanya koreksi yang berarti. Imbalance ini bisa terjadi dalam satu atau lebih candle, menunjukkan bahwa pada saat itu market didominasi oleh buyer atau seller dalam jumlah besar. Contohnya, ketika banyak trader besar atau institusi melakukan order beli atau jual yang besar, harga akan bergerak tajam ke atas atau ke bawah karena ketidakseimbangan yang ekstrem antara order beli dan jual.
- Fair Value Gap (FVG): Secara teknis, FVG adalah bagian dari imbalance, tetapi lebih spesifik. FVG terjadi ketika ada gap atau ruang antara harga high dan low dari tiga candle yang berurutan. Ini artinya, FVG adalah area kecil dalam chart yang tidak disentuh harga dan menunjukkan area ketidakseimbangan yang lebih spesifik. Secara umum, FVG adalah bagian dari imbalance yang lebih luas, di mana area tersebut dianggap sebagai zona yang mungkin akan diisi kembali oleh harga.
2. Fungsi dalam Analisis Pergerakan Harga
- Imbalance: Menunjukkan adanya tekanan supply atau demand yang signifikan di pasar, dan sering dianggap sebagai sinyal bahwa harga mungkin akan mengalami koreksi atau bergerak dalam upaya mencapai keseimbangan. Imbalance menjadi dasar bagi trader untuk mengidentifikasi tren kuat dan mengantisipasi kapan tren tersebut akan melambat atau berbalik.
- Fair Value Gap (FVG): FVG berfungsi sebagai level atau zona spesifik yang dapat menjadi potensi entry. Karena gap ini belum “diisi” oleh pergerakan harga, banyak trader percaya bahwa harga akan kembali ke area FVG ini untuk menutup gap sebelum melanjutkan pergerakan utama. FVG menjadi penting untuk entry point, terutama karena area ini sering diuji kembali oleh harga sebelum melanjutkan tren.
3. Penggunaan dalam Strategi Trading
- Imbalance: Biasanya digunakan untuk memahami dinamika supply dan demand secara menyeluruh. Ketika terjadi imbalance yang signifikan, trader menganggap ini sebagai indikasi momentum kuat dalam satu arah. Trader bisa menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi peluang tren, baik dengan mengikuti tren saat ini atau menunggu potensi koreksi untuk entry.
- Fair Value Gap (FVG): Digunakan sebagai titik entry yang lebih presisi dalam strategi trading. Trader sering menunggu harga untuk kembali ke area FVG yang belum diisi sebelum masuk posisi, baik buy atau sell. FVG dapat menjadi area support atau resistance sementara di dalam tren, sehingga trader bisa menempatkan entry atau stop loss dengan lebih strategis.
Ringkasnya:
- Imbalance adalah konsep yang lebih luas dan menggambarkan ketidakseimbangan antara supply dan demand di pasar yang menyebabkan pergerakan harga yang kuat dan cepat.
- Fair Value Gap (FVG) adalah bagian spesifik dari imbalance yang menunjukkan gap atau area kosong antara high dan low tiga candle berurutan, yang sering dianggap sebagai zona entry potensial.
Dengan memahami perbedaan ini, trader bisa lebih efektif dalam memanfaatkan keduanya untuk mengidentifikasi area penting pada chart dan membuat keputusan trading yang lebih terukur.
Hubungan Imbalance dan FVG dengan Analisis Lainnya
Konsep imbalance dan FVG ini sering kali dikombinasikan dengan beberapa bentuk analisis lain dalam trading untuk memberikan konfirmasi tambahan. Beberapa analisis yang relevan adalah:
- Analisis Supply dan Demand: Imbalance pada dasarnya adalah fenomena supply dan demand yang ekstrem. Oleh karena itu, analisis supply dan demand dapat membantu trader memahami di mana harga mungkin akan mengalami ketidakseimbangan dan berpotensi membentuk FVG.
- Price Action: FVG sering diidentifikasi sebagai bagian dari strategi price action, di mana trader fokus pada pergerakan harga tanpa banyak menggunakan indikator tambahan. Dengan membaca pola harga, trader bisa lebih cepat mendeteksi potensi FVG dan area imbalance.
- Volume Analysis: Volume sering meningkat di area FVG, terutama ketika harga mencoba untuk mengisi kembali area gap. Oleh karena itu, memantau volume dapat membantu trader menentukan apakah FVG yang terbentuk kuat dan berpeluang untuk ditutupi kembali oleh harga.
- Support dan Resistance Dinamis: FVG dapat bertindak sebagai level support dan resistance yang dinamis. Dalam tren naik, FVG di bawah harga dapat menjadi level support, sedangkan dalam tren turun, FVG di atas harga bisa menjadi resistance.
Kesimpulan
Konsep Imbalance dan Fair Value Gap (FVG) adalah alat yang sangat berguna dalam memahami pergerakan harga di pasar keuangan. Dengan memanfaatkan FVG, trader dapat mengenali area entry yang potensial dan menentukan kapan harga kemungkinan besar akan mengalami retest atau bergerak kembali ke area gap untuk mencapai keseimbangan. Menggabungkan analisis ini dengan pendekatan lain seperti supply dan demand, price action, dan analisis volume dapat memberikan keunggulan tambahan bagi trader dalam membuat keputusan trading.
Memahami Imbalance dan FVG tidak hanya membantu mengenali peluang entry yang baik tetapi juga membantu trader untuk memahami mekanisme pasar yang lebih mendalam, termasuk bagaimana harga bereaksi terhadap ketidakseimbangan supply dan demand.