PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), entitas pertambangan mineral dari Grup Bakrie, melaporkan kinerja solid pada paruh pertama 2025. Lonjakan produksi emas dan kenaikan signifikan harga jual menjadi dua motor utama peningkatan laba dan pendapatan perusahaan.
Kinerja Keuangan Semester I 2025: Lonjakan Dua Kali Lipat Lebih
Secara konsolidasi, kinerja keuangan BRMS menunjukkan pertumbuhan luar biasa di hampir semua lini.
Metrik | Semester I 2025 | Perubahan YoY |
---|---|---|
Pendapatan | US$ 120,84 juta | +97,3% |
Laba Usaha | US$ 50,17 juta | +209% |
Laba Bersih Dilaporkan | US$ 22,26 juta | +136,1% |
Laba Bersih Normalisasi* | US$ 36,50 juta | – |
*Normalisasi dilakukan setelah mengecualikan beban non-recurring sebesar US$ 14 juta dari write-off aset CIL dan pembatalan proyek bauksit.
Peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat mencerminkan efek kombinasi dari pertumbuhan volume produksi dan harga jual yang menguat signifikan. Margin laba usaha juga mengalami ekspansi yang sangat signifikan seiring peningkatan efisiensi operasional dan leverage terhadap harga emas.
Produksi dan Harga Jual Emas: Kombinasi Emas bagi BRMS
- Total Produksi Emas: 38.993 ons (naik 46% YoY)
- Harga Jual Rata-rata: US$ 3.045 per ons (naik 38% YoY)
Kenaikan produksi didukung oleh ekspansi operasi dari anak usaha utama, PT Citra Palu Minerals (CPM). Di sisi lain, harga jual yang tinggi mencerminkan kondisi pasar emas global yang bullish akibat ketegangan geopolitik dan permintaan lindung nilai dari investor institusi global.
Update Proyek Tambang dan Hilirisasi
Tambang Terbuka River Reef, Poboya
Operasi pushbacks di tambang terbuka Poboya dimulai sejak Q2 2025 dan akan berlanjut hingga Q3. Akibat keterbatasan akses area aktif, kadar bijih emas menurun menjadi 1,4 g/t (vs 1,6 g/t di Q1). CPM kini menargetkan akses ke zona dengan kadar lebih tinggi untuk meningkatkan output pada Q4 2025.
Tambang Bawah Tanah Poboya
Pengembangan tambang bawah tanah telah menunjukkan kemajuan signifikan:
- Portal utama telah selesai dibangun
- Decline sudah menembus kedalaman lebih dari 200 meter
- Produksi komersial ditargetkan mulai semester II 2027
- Kadar emas rata-rata ditargetkan 4,9 g/t (hampir 3x lebih tinggi dari tambang terbuka saat ini)
Peningkatan kadar emas dari tambang bawah tanah diharapkan menjadi pendorong utama peningkatan margin dan volume dalam jangka menengah.
Outlook Produksi 2025 Menuju 73.000 Ons
Dengan produksi sebesar 38.993 ons di semester I, BRMS menargetkan total produksi tahun penuh 2025 sebesar 68.000–73.000 ons. Target ini naik dari realisasi tahun 2024 yang sekitar 64.000 ons.
Faktor utama penentu keberhasilan target tersebut antara lain:
- Penyelesaian pushbacks di River Reef tepat waktu
- Stabilisasi kadar bijih ke atas 1,6 g/t pada Q4
- Percepatan konstruksi infrastruktur tambang bawah tanah
Jika terealisasi, BRMS akan mencetak rekor tertinggi volume produksi tahunan sejak pertama kali beroperasi di Poboya, sekaligus memperkuat posisi sebagai pemain emas junior yang sedang naik daun di Asia Tenggara.
Kinerja semester I 2025 BRMS mencerminkan fase akselerasi pertumbuhan, baik secara fundamental maupun operasional. Dengan pertumbuhan laba bersih lebih dari 130%, produksi naik 46%, dan harga jual emas yang mendekati rekor tertinggi, emiten ini tengah memasuki periode ekspansi yang solid.
Proyek tambang bawah tanah yang menjanjikan kadar bijih tinggi akan menjadi katalis strategis jangka menengah, sementara kenaikan laba yang signifikan dapat menarik perhatian investor institusi yang mengincar emiten berbasis komoditas dengan potensi peningkatan margin dan volume secara bersamaan.