Seasonal Strategy di Bursa Efek Indonesia: Window Dressing dan Januari Effect

Dalam dunia investasi saham, terdapat strategi yang tidak bergantung pada analisis fundamental, teknikal, atau makroekonomi, melainkan pada pola siklus tahunan yang disebut seasonal strategy. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada empat siklus tahunan populer:

  1. Sell in May and Go Away
  2. Always Remember to Sell in September (atau Halloween Effect)
  3. Window Dressing
  4. Januari Effect

Fenomena Sell in May and Go Away serta Always Remember to Sell in September biasanya menandai bearish market, ketika harga saham cenderung menurun di bulan-bulan tersebut. Sebaliknya, Window Dressing dan Januari Effect adalah fenomena IHSG hijau atau bullish market, di mana harga saham cenderung naik secara konsisten.

Apa Itu Window Dressing?

window dressing 2024

Window Dressing pada awalnya merupakan istilah yang digunakan di dunia perdagangan di Inggris, merujuk pada kebiasaan toko-toko mempercantik etalase (window display) menjelang Natal dan Tahun Baru untuk menarik pelanggan. Dalam konteks pasar saham, istilah ini digunakan untuk menggambarkan strategi perusahaan atau manajer investasi yang mempercantik laporan keuangan atau portofolio investasi agar terlihat lebih menarik bagi investor.

Fenomena ini sering terlihat di akhir bulan, akhir kuartal, atau menjelang tutup buku akhir tahun, dengan puncaknya terjadi pada bulan Desember. Di Indonesia, efek window dressing hampir selalu terjadi selama 25 tahun terakhir, kecuali dua kali absen, yaitu tahun 2000 dan 2022.

Santa Claus Rally sering menjadi istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan kenaikan harga saham di bulan Desember yang disebabkan oleh efek window dressing. Kenaikan ini seringkali berlanjut hingga awal tahun berikutnya, dikenal sebagai Januari Effect.

Mengapa Window Dressing Terjadi?

Ada dua pihak utama yang biasanya mendorong kenaikan harga saham selama window dressing:

  1. Manajemen Emiten (Perusahaan Publik)
    Emiten sering melakukan aksi pembelian saham untuk mempercantik laporan keuangan mereka.

    • Tujuan: Meningkatkan laba atau aset secara semu dengan teknik akuntansi seperti mencatatkan pendapatan lebih tinggi atau beban lebih rendah.
    • Dampak: Laporan keuangan tahunan tampak lebih baik, meskipun laba yang ditampilkan mungkin tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
  2. Manajer Investasi atau Fund Manager
    • Mereka mempercantik portofolio investasi agar kinerjanya terlihat menarik bagi investor, terutama menjelang laporan kinerja tahunan.

Efek Seasonal Global

Fenomena window dressing dan Januari Effect tidak hanya terjadi di Bursa Efek Indonesia, tetapi juga di pasar saham internasional, seperti Hang Seng, Nikkei, FTSE, DAX, Dow Jones, dan Nasdaq. Ini menunjukkan bahwa seasonal strategy adalah pola global yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mengoptimalkan strategi mereka.

Memahami fenomena window dressing dan Januari Effect dapat memberikan keuntungan bagi investor di pasar saham. Dengan mengenali pola kenaikan harga yang terjadi secara musiman, investor dapat menyesuaikan strategi investasi mereka, baik untuk memanfaatkan momentum kenaikan ataupun menghindari risiko dari tren semu yang mungkin terjadi. Meskipun demikian, penting untuk tetap waspada dan tidak sepenuhnya bergantung pada pola ini tanpa mempertimbangkan analisis fundamental dan teknikal.