Value invest merupakan sebuah strategi mencari saham dengan harga yang lebih murah dari harga wajarnya. Harga wajar ini dikenal dengan nilai intrinsik sebuah emiten. Strategi ini digunakan para investor dengan tipe investasi value investing.
Artinya mereka melakukan perhitungan cermat antara harga saham yang diperdagangkan dengan membandingkan nilai sebenarnya atau harga seharusnya. Langkah ini biasanya melalui analisa fundamental.
Investor tipe value investing ini cenderung mencari saham yang diperdagangkan dengan harga rendah namun memiliki prospek keuntungan yang baik di masa depan. Untuk melakaukan ini memang tidak mudah, dibutuhkan finansial dan psikologis yang kuat karena (tentu) menghadapi resiko-resiko tersendiri.
Pengertian dan Tujuan Value Invest
Arti value invest adalah investasi nilai. Dalam konteks saham, kegiatannya disebut value investing. Mengutip dari laman Investopedia pengertian value investing adalah strategi investasi yang melibatkan pemilihan saham yang tampaknya diperdagangkan dengan harga lebih rendah dari nilai intrinsik atau nilai buku mereka. Mudahnya memborong saham-saham murah atau undervalue.
Tujuan dari value investing adalah untuk menemukan peluang investasi jangka panjang dengan margin of safety, bukan fokus pada tren pasar jangka pendek atau spekulasi. Karena harga biasanya mengikuti tren pasar. Lalu, mengapa saham bisa disebut murah atau diskon?
Investment value merupakan faktor penting yang dianalisis oleh value investor. Value investor mencari saham atau aset yang memiliki investment value yang tinggi, yaitu aset yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Dengan menganalisis investment value, value investor berharap untuk mengidentifikasi kesenjangan harga yang dapat memberikan potensi keuntungan jangka panjang.
Ringkasnya, investment value adalah nilai intrinsik suatu investasi, sementara value investing adalah pendekatan investasi yang mencari aset dengan harga di bawah nilai intrinsiknya.
Alasan Harga Saham Murah atau Undervalue
Kunci dari value invest ini adalah mendapatkan harga saham yang diskon atau tampak lebih murah. Harga saham dapat “tampak lebih murah” saat diperdagangkan karena berbagai faktor, diantaranya:
Kecemasan Pasar
Pasar saham dapat bereaksi berlebihan terhadap berita buruk tentang perusahaan, menyebabkan harga saham turun tanpa beralasan yang jelas. Mereka cenderung panik terhadap sentimen pasar yang negatif
Kinerja perusahaan yang kurang baik
Jika perusahaan mengalami masalah keuangan atau operasional, pasar saham mungkin akan memperhitungkan hal ini dalam harga saham, sehingga harga saham tampak lebih murah.
Fokus pasar pada perusahaan sejenis
Jika ada perusahaan sejenis yang mengalami masalah, pasar saham mungkin akan memberikan dampak negatif pada perusahaan lain dalam sektor yang sama, meskipun perusahaan tersebut sehat.
Kurangnya minat investor
jika investor kurang tertarik dengan perusahaan tertentu, maka akan ada sedikit permintaan untuk saham, sehingga harga saham akan turun. Banyak faktor yang menyebabkan lesunya para investor.
Namun, penting untuk diingat bahwa harga saham yang tampak lebih murah belum tentu merupakan peluang investasi yang baik. Seorang value investor harus melakukan analisis mendalam untuk memastikan bahwa harga saham benar-benar undervalued dan memiliki potensi untuk naik pada jangka panjang.
Tokoh Dunia Value Investing
Tokoh global yang terkenal dan poluper terkait value invest ini cukup banyak. Ada beberapa diantaranya yang sangat menonjol, yaitu:
- Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway dan tentu investor
- Guru dari Buffet yang juga menulis “The Intelligent Investor”, yaitu Benjamin Graham
- Charlie Munger rekan Warren Buffett dalam berinvestasi
- Seth Klarman – pendiri dan CEO Baupost Group, seorang investor yang sangat terkenal.
- David Einhorn – pendiri Greenlight Capital, seorang investor dan penulis buku “Fooling Some of the People All of the Time”.
- Dan masih banyak lagi.
Di Indonesia mungkin ada tokoh yang kita kenal, yaitu: Lo Kheng Hong, dia adalah seorang tokoh value investing terkenal di Indonesia. Ia merupakan pendiri dan CEO dari PT Capital Central Asset Management, sebuah perusahaan manajemen aset yang fokus pada gaya investasi value.
Selain itu, Lo Kheng Hong juga merupakan seorang pengarang dan penulis buku tentang investasi. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang mempopulerkan gaya investasi value di Indonesia melalui berbagai buku dan seminar yang diadakannya.
Cara Mencari Saham Value Invest
Untuk menemukan saham yang undervalue untuk value invest adalah dengan memperhatikan harga saham saat diperdagangkan, apakah harganya di bawah nilai intrinsiknya atau tidak. Pengertian nilai intrinsik sebuah emiten sudah dibahas sebelumnya.
Cara mengetahui saham undervalue diantaranya dengan:
- Mempelajari Fundamental keuangan. Isinya tentang informasi tentang aset, kewajiban, pendapatan, dan laba perusahaan.
- Menghitung rasio keuangan seperti Price to Earnings (P/E), Price to Book (P/B), dan Dividend Yield. Rasio-rasio ini menjadi penentu apakah harga saham saat diperdagangkan di bawah atau di atas nilai intrinsiknya.
- Menganalisis prospek industri. Perusahaan yang bergerak di industri yang ditinggalkan konsumen atau out of date cenderung memiliki value intrinsik yang lebih rendah jika dikomparasikan dengan perusahaan di industri yang tumbuh.
- Melakukan riset produk dan layanan perusahaan. Perusahaan yang memiliki produk atau layanan yang tidak inovatif atau tidak unik cenderung memiliki nilai intrinsik yang lebih rendah.
- Mempelajari kinerja saham perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan yang memiliki kinerja saham yang buruk cenderung memiliki nilai intrinsik yang lebih rendah.
Sebagaimana dalam mencari saham growth investing, sebaiknya sebagai investor harus melakukan analisis yang cukup dan tidak hanya mengandalkan satu metode saja.
Kesimpulan
Untuk menjadi seorang value investing harus aktif mengikuti pergerakan pasar yang biasanya tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu mesti update juga berita ekonomi, baik nasional maupun global.
Dua hal penting berikutnya dari value invest adalah psikologi investor dan kecermatan kalkulasi dalam menilai intrinsik sebuah emiten. Intinya, investor mempunyai mental kuat berlawanan dengan tren pasar dan tentu harus dibekali dengan ilmu investasi serta kalkulasi serta siap menghadapi resiko value invest ini.